Selasa, 29 Juni 2010

Bagaiamanakah pendapat anda tentang adanya video prono dari segi kebudayaan dan hukum positif ?

Dari segi budaya dengan adanya video porno dianggap melanggar dari kebudayaan Negara Indonesia, karena Indonesia merupakan Negara kebudayaan yang berasal dari timur yang lebih menjunjung tinggi norma dan nilai-nilai keagamaan.

Dari segi hukum dengan adanya video porno tersebut maka menurut ilmu hukum sangat melanggar karna video tersebut berakibat akan meresahkan masyarakat pada umumnya dan dapat dikenakan sanksi menurut ilmu hukum yang ada di indonesia.

Pengertian dari kebudayaan secara luas dan sempit, perubahan kebudayaan, perubahan social, imitasi, invention, dan discovery ?

Secara sempit adalah suatu tentang nilai-nilai, tentang kebudayaan, tentang berbagai macam masalah yang di hadapi manusia dalam hidupnya sehari-hari.


Secara luas kebudayaan adalah bahwa kebudayaan antara lain berarti keseluruhan gagasan dan karya manusia yang harus di biasakannya dengan cara belajar beserta keseluruhan dari hasil budi pekertinya.

Perubahan kebudayaan adalah perubahan yang terjadi dalam system ide yang dimiliki bersama oleh para warga masyarakat atau sejumlah warga masyarakat yang bersangkutan.


Perubahan social adalah perubahan tentang pengetahuan budaya untuk mengembangkan wawasan pemikiran dan kepekaan dalam mengkaji masalah-masalah manusia dan kebudayaan.

Imitasi adalah meniru orang lain mulai dari sikap, perilaku, gaya, cara berfikir, penampilan, keterampilan, kemampuan, dan lain-lain. Imitasi yang baik perlu didahului oleh penerimaan, penghormatan, pengaguman, dll pada sesuatu yang hendak ditiru tersebut.

Invention adalah suatu penemuan sesuatu yang benar-benar baru, artinya hasil kreasi manusia. Benda atau hal yang ditemui itu benar-benar sebelumnya belum ada, kemudian diadakan dengan hasil kreasi baru.

Discovery adalah penemuan yang tidak disengaja / disengaja untuk kepentingan umat manusia tapi masyarakat belum menerima secara luas dan masih mendapat tentangan dari banyak pihak tentang dampak positif dan negatif dari penemuan tersebut terhadap kehidupan masyarakat

Perbedaan orientasi budaya dasar negara maju dan berkembang?

Negara maju :
Orientasi budaya dasar dalam negara berkembang dalam pencapaiannya secara tersendiri dan kelompok-kelompok manusia, termasuk didalamnya perwujudan benda-benda meteri, pusat esensi kebudayaan terdiri atas tradisi dan cita-cita atau paham, dan terutama keterikatan terhadap nilai-nilai.

Negara berkembang :
Orientasi budaya dasar dalam negara maju menggunakan sistem organisasi kemasyarakatan, sistem pengetahuan, sistem mata pencaharian hidup dan sistem-sistem ekonomi, sistem teknologi dan peralatan.

Mengapa setiap orientasi masyarakat perlu adanya orientasi nilai budaya?

Karena orientasi nilai budaya mencakup pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adatistiadat, dan kemampuan-kemampuan lain serta kebiasaa-kebiasaan yang didapat oleh manusia sebagai anggota masyarakat.

Apa peranan Ilmu Budaya Dasar pada kurikulum perguruan tinggi, mengapa peranananya begitu penting ?

Penyajian mata kuliah ilmu budaya dasar tidak lain merupakan usaha yang diharapkan dapat memberikan pengetahuan dasar dan pengertian umum tentang konsep-konsep yang dikembangkan untuk mengkaji masalah-masalah manusia dan kebudayaan. Dengan demikian mata kuliah ini tidak dimaksudkan untuk mendidik ahli-ahli dalam salah satu bidang keahlian yang termasuk didalam pengetahuan budaya (the humanities) akan tetapi IBD semata-mata sebagai salah satu usaha untuk mengembangkan kepribadian mahasiswa dengan cara memperluas wawasan pemikiran serta kemampuan kritikalnya terhadap nilai-nlai budaya, baik yang menyangkut orang lain dan alam sekitarnya, maupun yang menyangkut dirinya sendiri. Untuk bisa menjangkau tujuan tersebut IBD diharapkan dapat :

1. Mengusahakan kepekaan mahasiswa terhadap lingkungan budaya, sehingga mereka lebih mudah menyesuaikan diri dengan lingkungan yang baru, terutama untuk kepentingan profesi mereka
2. Memberi kesempatan kepada mahasiswa untuk memperluas pandangan mereka tentang masalah kemansiaan dan budaya serta mengembangkan daya kritis mereka terhadap persoalan-persoalan yang menyangkut kedua hal tersebut.
3. Mengusahakan agar mahasiswa, sebagai calon pemimpin bagnsa dan Negara serta ahli dalam bidang disiplin masing-masing tidak jatuh ke dalam sifat-sifat kedaerahan dan pengkotakan disiplin yang ketat.
4. Menguasahakan wahana komunikasi para akademisi agar mereka lebih mampu berdialog satu sama lain. Dengan memiliki satu bekal yang sama, para akademisi diharapkan akan lebih lancer dalam berkomunikasi.

Manfaat mempelajari Ilmu Budaya Dasar

Untuk memberikan dasar-dasar yang cukup kuat untuk mencari hubungan antara segala segi kebudayaan dalam hubungan usaha yang terus menerus mencari kebenaran, keindahan, kebebasan, dalam berbagai bentuk, serta hubungannya denagn alam semesta, Tuhan nya, masyarakatnya dan juga penemuan diri sendiri.

Doa Sapu Jagat


Artinya: “Ya Tuhan, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat, serta selamatkanlah kami dari siksa neraka.” (QS. Al-Baqarah: 201).


Penjelasan
Dalarn Al-Quran dijelaskan bahwa doa ini dibaca oleh orang-orang muslim yang tulus setelah selesai melaksanakan haji.
Dalam tafsir Ibnu Katsir dijelaskan pula bahwa doa ini mengandung seluruh kebaikan di dunia dan akhirat serta menghindarkan dari segala kejelekan. Oleh karena baik sekali doa ini dibaca pada setiap kesempatan.

Masalah Pemaknaan Kitab Suci Yang Muncul Dilevel Umat

Hermeneutika Menodai Tafsir Al-Quran

Upaya mengusung hermeneutika kembali menarik perhatian banyak kalangan. Beberapa cendekiawan Muslim, terutama yang menekuni bidang teologi dan filsafat, mencoba menjadikan hermeneutika sebagai alternatif pengganti tafsir dalam menginterpretasikan kitab suci Al-Qur’an. Khususnya di Indonesia, gerakan ini kelihatannya sangat terencana dan dibacking oleh LSM asing. Sehingga tidak aneh, hanya dalam hitungan bulan, mereka dapat menelurkan banyak buku-buku dan jurnal terkait tema tersebut.



Disamping itu pengusung hermeneutika juga menyoal sikap mayoritas Muslim yang taklid kepada tafsir-tafsir klasik. Mereka menginginkan agar dilakukan kritikan fundamental terhadap kitab-kitab tersebut. Akan tetapi, ternyata kita juga menyaksikan betapa mereka juga memuja-muja pemikiran Arkaoun, Hasan Hanafi, dan sebagainya. Sikap tersebut diistilahkan oleh Adian Husaini sebagai fenomena latah baru. (baca : Hermeneutika dan Fenomena Taqlid Baru)

Hermeneutika pernah berjaya dalam menafsirkan Bibel (kitab suci umat Kristen). Dan memang suatu hal yang tidak aneh jika hermeneutika berhasil diterapkan pada Bibel, atau bahkan mungkin Bibel memerlukannya. Karena menurut penelitian para kristolog, baik dari kalangan Muslim maupun non Muslim, kitab Bibel yang tidak lagi ditulis dalam bahasa aslinya itu ditulis oleh banyak pengarang dengan versi yang berbeda-beda.

Dan perbedaan antara yang satu denganyang lain pun sangat signifikan. Bahkan maing-masing Bibel seakan berlomba dalam menambah atau mengurangi antar satu denga lainnya. (Untuk lebih jelas, baca buku Dokumen Pemalsuan Alkitab karangan Molyadi Samuel AM, Vistory Press – Surabaya, 2002)

Kenapa penerapan hermeneutika meraih sukses pada Bibel, menurut Ugi Suharto ada tida penyebab. Pertama, kalangan kristiani masih berdebat tantang apakah secara harfiah Bibel itu bisa dianggap kalam Tuhan atau hanya perkataan manusia. Kedua, adanya perbedaan pengarang yang menuliskan Bibel mengakibatkan perbedaan gaya dan koda kata dalam Bibel. Ketiga, teks Bibel ditulis dan dibaca bukan lagi dalam bahasa alanya sehingga mempunyai masalah dengan isu orisinalitas.

Namun demikian, apakah hermeneutika akan meraih sukses yang sama apabila diterapkan untuk menafsirkan Al-Qur’an? Tentu sangat mustahil, karena sudah disepakati oleh Jumhur Ulama bahwa Al-Quran adalah Kalamullah, firman Allah. Al-Qur’an tidak dikarang oleh manusia, dan sampai hari ini Al-Qur’an akan tetap ditulis dan dibaca menurut bahasa aslinya. Melhat fakta tersebut, nampaknya tidak tersedia peluang untuk menerapkan hermeneutika dalam upaya menginterpretasikan Al-Qur’an.

Alasan lain mengapa hermeneutika tidak tepat untuk Al-Qur’an adalah metode hermeneutika bukan hanya menginterpretasikan, tapi juga mengkritisi. Bagaimana mungkin Al-Qur’an yang merupakan wahyu Tuhan akan dikritisi oleh manusia yang bukan siapa-siapa jika dibandingkan dengan Allah SWT sang Khaliq. Tentu akan sangat naif dan ironis sekali. Al-Qur’an adalah kitab suci yang dapat diterima oleh orang yang mengimaninya. Bagi yang tidak mengimaninya tentu tidak berhak untuk mengkritisi.

Sejarah mencatat bahwa jauh sebelum gerakan ini, telah banyak penulis yang mengajukan hermeneutika sebagai alternatif metode penafsiran Al-Qur’an, namun mereka gagal dan tidak berhasil. Alphonse Mingana misalnya, pendekat Kristen adala Irak dan guru besar di Universitas Birmingham-Inggris, pada tahun 1927 mengatakan, “sudah tiba saatnya untuk melakukan kritik terhadap teks Al-Qur’an sebagaimana telah dilakukan terhadap kitab suci Yahudi yang berbahasa Ibrani-Arami dan kitab suci Krieten yang berbahasa Yunani”. (baca: Hermeneutika dan Bibel).

Berdasarkan pengalaman yang menimpa penganut Kristen, hermeneutika telah menimbulkan pertikaian hingga pertumpahan darah. Pecahnya Kristen menjadi Katholik dan Protestan adalah hasil sumbangan dari hermeneutika. Jadi, semboyan pengusung hermeneutika ”untuk menghindari perpecahan umat dibutuhkan alternatif baru (sebenarnya sudah kuno) yaitu hermeneutika” menjadi tidak relevan.

Dalam Memahami Kitab Suci Diperlukan Pemahaman Konsep Hermeneutika

Sangat diperlukan, karna SEBAGAI pendekatan dalam memahami teks, hermeneutika telah menyumbangkan metodologis untuk mengatasi kesulitan interpretasi. Meski semula hermeneutik ditujukan hanya untuk “tafsir teks kitab suci”, tetapi oleh para tokoh hermeneutik, mereka memakainya tidak hanya seputar teks, melainkan sebagai metode untuk menjelaskan ilmu-ilmu kemanusiaan (geisteswissenschaften).

Dan hermeneutika ingin mengatasi kesulitan-kesulitan pemahaman terhadap realitas yang sulit disentuh oleh metode lain, seperti fenomenologis, teori tindakan Weber, dekonstruksi dan lain-lain.

Tujuan hermeneutika adalah “untuk menangkap pikiran yang ditulis atau bahkan yang dikatakan pengarang seperti yang dia inginkan”. Interpretasi itu adalah bentuk dialog, maksudnya yaitu dialog dengan pengarang.

Dalam sejarahnya, menurut Richard E. Palmer (2003), menyatakan bahwa istilah “hermeneutika” mempunyai beberapa definisi.
1. Yaitu merujuk kepada prinsip-prinsip interpretasi Bibel. Hermeneutik menjadi kebutuhan untuk mengatasi kesulitan-kesulitan interpretasi, terutama terhadap kaidah-kaidah eksegesis (komentar) kitab suci (skripture). Jadi kehadiran hermeneutik, difungsikan untuk mengungkap pikiran Tuhan (teks suci).

2. Yaitu hermeneutik sebagai metodologi filologis. Ketika kitab suci telah di tafsirkan, bisa jadi hasil penafsiran itu perlu dinalar lagi, sehingga untuk memahami penafsir, diperlukan terobosan hermeneutika.

3. Yaitu hermeneutika sebagai fenomenologi Dasein dan pemahaman eksistensial. mengindikasikan bahwa “pemahaman” dan “interpretasi” merupakan model fondasional keberadaan manusia. Dan pemahaman karakter linguistik relaitas manusia itu sendiri, dan hermeneutika larut ke dalam persoalan-persoalan yang sangat filosofis dari relasi bahasa dengan ada, pemahaman, sejarah, eksistensi dan realitas.

4. Yaitu hermeneutika sebagai sistem interpretasi untuk menemukan makna. Karna mengacu pada fokus eksegesis tekstual sebagai elemen distingtif dan sentral dalam hermeneutika. Jadi sebuah kaidah-kaidah yang menata sebuah eksegesis, atau sebuah interpretasi teks partikular, yang merupakan tanda-tanda keberadaan yang dipandang sebuah teks.

5. Yaitu hermeneutika sebagai fondasi metodologi bagi geisteswissenschaften (semua disiplin yang memfokuskan pada pemahaman seni, aksi, dan tulisan manusia). Dan untuk untuk menafsirkan ekspresi manusia, baik yang menyangkut hukum, karya seni, maupun kitab suci, membutuhkan tindakan pemahaman historis. Apa yang dibutuhkan dalam ilmu-ilmu kemanusiaan.

6. Yaitu hermeneutika sebagai ilmu pemahaman linguistik. Dan sebagai “ilmu” atau “seni” pemahaman. Hermeneutika berhasil mengembalikan keutuhan dan keotentikan makna teks, baik dipandang dari asal-usulnya maupun dari interpretasi-interpretasi yang pejoratif.

Tujuan Penciptaan Manusia

1. Pertama sebagai Khilafah: Maksudnya, menggantikan orang yang pernah ada sebelumnya bisa berupa malaikat yang ada di bumi atau makhluk lainnya, bisa juga berarti menggantikan peran Allah untuk mewujudkan kebaikan di dunia. Khalifah juga bisa berarti orang sholeh, penguasa atau pemimpin yang harus mendayagunakan amanah kepemimpinannya untuk kebaikan, keadilan dan kesejahteraan semua orang. Dalam pengertian ini manusia diberi oleh Allah amanah berupa kekuasaan dan tanggung jawab untuk mendayagunakan dan memakmurkan dunia untuk kesejahteraan umat manusia dalam upaya beribadah mengabdi kepada- Nya.
Pengertian khalifah sebagai penguasa atau pemimpin ini, tidak hanya terbatas bagi mereka yang memegang kekuasaan dalam suatu Negara. Dalam pandangan Islam setiap individu adalah penguasa atau pemimpin yang mempunyai tanggung jawab untuk menegakkan syariat Allah di dunia dengan beramar ma’ruf dan nahi munkar terlebih terhadap dirinya sendiri.

2. Kedua, tujuan Amanah, maksudnya Dalam pengertian umum amanat ini adalah kesanggupan manusia untuk melaksanakan segala yang diperintah Allah dan menjauhi segala yang dilarang-Nya. Pada tujuan penciptaan manusia yang kedua ini, manusia sebagai hamba Allah yang telah diangkat sebagai khalifah di dunia, diserahi amanat untuk dengan ikhlas beribadah dan mengabdi kepada-Nya dengan menegakkan syariat Allah di dunia.
Dalam pengertian lebih khusus, ia adalah tanggungjawab setiap manusia sebagai pemimpin, dengan berusaha keras untuk menjadikan dirinya ahli dalam bidang yang ia tekuni. Serang guru misalnya, dikatakan telah berusaha memenuhi amanat apabila ia terus menerus meningkatkan kemampuan dan keahlian dalam bidang yang ia ajarkan, sehingga ia menjadi guru yang professional, demikian pula profesi-profesi yang lain. Sehingga apabila seseorang menerima suatu amanat diluar kemampuannya dan tanpa usaha untuk menjadikan dirinya mampu untuk melaksanakannya, berarti ia telah menyia-nyiakan amanat, dan ini akan berdampak buruk berupa kehancuran pada bidang yang ia bukanlah ahli untuk menanganinya.

3. Ketiga, tujuan Ibadah, maksudnya ini adalah inti dari fungsi dan tujuan Allah menciptakan manusia. Tujuan khilafah dan amanah seperti diuraikan di atas, hendaknya ditunaikan dalam rangka beribadah dan tunduk patuh menyembah Allah dengan ikhlas - mengikuti segala perintah dan menjauhi larangan-Nya - dalam rangka mendapatkan keridaan-Nya, tidak hanya ketika menjalankan ibadah mahdhoh seperti shalat, puasa, zakat dan haji, tetapi juga dalam ibadah-ibadah sosial dalam upaya mewujudkan kesejahteraan hidup manusia.
Kesediaan manusia untuk tunduk patuh beribadah dan menyembah Allah ini, jauh hari telah diikrarkan oleh roh manusia pada saat ia akan ditiupkan ke dalam jasad janin di dalam perut ibunya.